Selamat Datang di
Program Studi Ilmu Tanah

Mataram, 29 Oktober 2024 – Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram) menyelenggarakan kuliah umum dengan judul “The Environmental Behavior of Mercury Discharged from ASGM (Artisanal and Small-Scale Gold Mining) Activity” dengan menghadirkan pakar internasional, Prof. Takashi Tomiyashu dari Kagoshima University, Jepang. Acara ini dimoderatori oleh Prof. Ir. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D., guru besar Ilmu Tanah dan peneliti senior di bidang ilmu tanah.

Kegiatan kuliah umum ini bertempat di Gedung E dan menarik perhatian mahasiswa dan dosen ilmu tanah yang tertarik pada isu lingkungan dan dampak kegiatan penambangan emas skala kecil (ASGM). Kuliah umum ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang perilaku lingkungan merkuri yang dilepaskan dari aktivitas ASGM, sebuah topik penting mengingat risiko toksik merkuri terhadap kesehatan manusia dan ekosistem.

Dalam presentasinya, Prof. Tomiyashu membahas mekanisme penyebaran merkuri di lingkungan, dampaknya pada kualitas tanah dan air, upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi merkuri, terutama di daerah-daerah yang terlibat dalam aktivitas penambangan skala kecil yang tidak teratur. “Pencemaran merkuri dari ASGM merupakan ancaman serius, terutama ketika praktik pengolahan emas dilakukan tanpa kontrol lingkungan yang memadai” ujar prof Tomiyashu. Ia juga menegaskan “Perlu adanya pendekatan lintas sektoral untuk mengelola dampak merkuri secara berkelanjutan, termasuk pengawasan, teknologi ramah lingkungan, dan edukasi masyarakat.”

Sementara itu, Prof. Suwardji menambahkan perspektif lokal dalam diskusi dengan mengaitkan tantangan yang dihadapi di Indonesia, khususnya di wilayah pertambangan yang tersebar di berbagai daerah. Ia menggarisbawahi bahwa hasil penelitian dan rekomendasi dari Prof. Tomiyashu dapat menjadi referensi penting dalam upaya mitigasi di wilayah Lombok Barat. “Kami berharap dengan adanya pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku merkuri di lingkungan, pihak-pihak terkait dapat bekerja sama dalam merumuskan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah pencemaran di Sekotong,” ungkapnya.

Diskusi yang berlangsung interaktif ini memperkaya wawasan peserta dan dapat menjadi langkah awal menuju diskusi lebih lanjut dan kerja sama untuk menangani masalah pencemaran merkuri, serta mempromosikan praktik penambangan yang lebih berkelanjutan di Lombok dan sekitarnya. Dengan adanya forum ilmiah seperti ini, Faperta Unram menunjukkan komitmennya untuk menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak nyata pada lingkungan dan masyarakat, sejalan dengan upaya menjaga kelestarian alam di Nusa Tenggara Barat.